logo

Seni Teater HS

Para siswa di Kelas Seni Teater Senior (Kelas 9 dan Kelas 11/12) telah mengerjakan Unit Naskah hingga Pertunjukan, dengan fokus utama untuk membawa sebuah karya sastra ‘hidup’ di atas panggung. Pentingnya proses teater, yaitu dari pembacaan teks, hingga pertunjukan akhir, merupakan komponen integral dari unit ini. Setelah memilih naskah yang sesuai untuk pertunjukan, para siswa mengidentifikasi karakteristik masing-masing karakter yang diberikan dan casting adegan pun dilakukan. Para siswa kemudian mempertimbangkan sifat-sifat kepribadian karakter yang diberikan, motivasi dalam adegan, tujuan karakter, dan interaksi dengan karakter lain di atas panggung. Hal ini memungkinkan para aktor untuk melanjutkan proses lebih lanjut dengan membawa adegan ke panggung.

Para siswa kemudian mempertimbangkan karakter mereka dalam hal gerakan, gestur tubuh, dan komunikasi vokal. Selama prosesnya, para pemain mengerjakan bagian akting mereka. Pemblokiran panggung pada adegan telah diciptakan dan disempurnakan. Para siswa bekerja untuk menghafalkan dialog dan isyarat mereka. Mereka menjadi lebih akrab dengan pintu masuk dan pintu keluar mereka dan musik akhirnya ditambahkan untuk suasana yang indah. Kelompok ini mengembangkan karakter mereka selama proses latihan dan secara konsisten merefleksikan akting mereka dan akting orang lain di kelas. Kelas-kelas tersebut sangat kreatif dalam perjalanan teater mereka dan semakin percaya diri seiring berjalannya waktu selama proses latihan.

Para siswa di kedua kelas menampilkan adegan mereka dalam Produksi Sekunder Jatuh. Kelompok Kelas 9 menampilkan sebuah adegan dari buku Charlie and the Chocolate Factory karya Roald Dahl. Kelompok ini membawa penonton secara imajinatif ke Ruang Cokelat di pabrik dengan karakter Willy Wonka, Kakek Joe dan Charlie Bucket. Para aktor bersikap fleksibel dan terbuka terhadap keterlibatan para siswa SD sebagai Oompa-Loompa dalam adegan tersebut dan kedua bagian tersebut berhasil diintegrasikan bersama.

 

Kelas Seni Teater Senior secara ajaib mengubah panggung menjadi Wonderland dengan adegan-adegan mereka dari Alice in Wonderland karya Lewis Carroll. Penonton dibawa dalam perjalanan ini bersama karakter utama, Alice, yang menghabiskan waktunya, merasa sangat bingung dan bingung dengan semua yang dialaminya di Wonderland. Penonton, bersama Alice, berkesempatan untuk bertemu dengan Ulat yang pemarah dan bijaksana, Kucing Chesire yang selalu muncul dan menghilang, dan si kembar lucu; Tweedle Dee dan Tweedle Dum, yang berpikir bahwa berebut mainan tua sebelum minum teh adalah ide yang bagus. Para siswa dari kelas ini menghayati karakter mereka dan bekerja secara harmonis sebagai ansambel drama selama unit ini. Kedua kelompok ini menunjukkan bakat akting mereka selama Produksi Sekolah Menengah dan menunjukkan diri mereka sebagai pengambil risiko yang kreatif selama proses teatrikal unit Script to Performance .

MS Bahasa Indonesia

Siswa sekolah menengah pertama telah belajar bagaimana melakukan transaksi jual beli dalam Bahasa Indonesia. Di awal unit, mereka diperkenalkan dengan kosakata umum barang-barang yang biasa mereka beli. Contoh kosakata tersebut adalah: pakaian, sepatu, alat tulis, dan makanan. Mereka juga diminta untuk membawa benda-benda dari rumah untuk digunakan di kelas sebagai bahan pelatihan. Di dalam kelas, sebuah toko kecil disiapkan untuk memajang barang-barang yang mereka bawa dari rumah dan ditata seperti warung.

Selanjutnya, mereka belajar tentang Rupiah. Para siswa diberi harga untuk barang-barang yang mereka bawa dan belajar menyebutkan harga dalam Bahasa Indonesia. Mereka berlatih menanyakan harga barang-barang tersebut dengan mengatakan “Berapa harganya?” Atau “
Berapa harga
(nama barang)?” Kemudian mereka menjawab dengan “
Harganya
…” Bagi mereka yang sudah memiliki sedikit pengetahuan bahasa Indonesia, mereka cenderung bertanya dengan struktur kata yang tidak formal, seperti “
Ini harganya berapa
?”. Dalam unit ini, mereka diharapkan dapat menggunakan struktur kalimat formal dengan mengucapkan atau menggunakan kata tanya di awal kalimat.

Setelah mengetahui cara menyebutkan harga, mereka belajar cara menulis harga dalam format kata. Setelah itu, mereka belajar tentang penggunaan ekspresi
“Wah, mahal sekali!”
(Wah, mahal sekali!) dan “
Boleh kurang?
” (Bolehkah Anda menurunkan harganya?) Pada akhir unit ini, siswa diharapkan dapat melakukan tawar-menawar dan tampil sebagai penjual dan/atau pembeli di depan kelas.

Comments are closed.