logo

Kelas Seni dasar kami dirancang untuk mendukung pengembangan profil siswa IB dan sikap PYP. Para siswa belajar bagaimana mengkoordinasikan tangan dan pikiran mereka dengan mengeksplorasi berbagai alat, proses, dan teknik yang diperlukan untuk meningkatkan kemampuan artistik mereka. Melalui pengalaman dengan berbagai kegiatan seni, siswa dapat menunjukkan pemahaman mereka tentang teknik seni yang dipelajari, mengalami kegiatan langsung, menggunakan proses seni untuk membuat karya seni orisinal, dan menggabungkan berbagai bahan dan media di setiap tingkat kelas. Selain itu, di seluruh unit mereka, siswa mempelajari proses seni dalam hubungannya dengan elemen-elemen (warna, bentuk, garis, tekstur, ruang, nilai, dan bentuk) dan prinsip-prinsip desain (keseimbangan, kontras, penekanan, gerakan, pola, ritme, dan kesatuan/variasi). Saat ini para siswa di sekolah dasar sedang mengerjakan proyek-proyek berikut:

EC 3: Pot Jepit

Siswa EC-3 sangat antusias untuk belajar tentang seni. Mereka sangat senang saat membentuk tanah liat menggunakan alat terbaik, yaitu tangan mereka. Mereka berlatih membuat bola dari tanah liat. Kemudian mereka menggunakan jari telunjuk dan ibu jari untuk membuat lubang dan mulai menjepitnya. Ini adalah pot jepit pertama yang mereka buat di kelas seni. Pelajaran ini memperkenalkan teknik dasar pembuatan pinch pot dalam keramik.

EC 4: Mencampur Warna

Siswa EC 4 mengidentifikasi warna dasar atau warna primer (merah, biru dan kuning) dan bereksperimen dengan mencampur warna-warna tersebut untuk menciptakan warna sekunder (oranye, hijau dan ungu). Siswa dapat mengidentifikasi warna primer dan sekunder dan warna primer mana yang perlu dicampur untuk menciptakan warna sekunder.

Taman Kanak-kanak Kura-kura Kreasi Pot Jepit

Murid-murid taman kanak-kanak menggunakan teknik pinch pot untuk membuat kura-kura keramik. Dengan menggunakan teknik pinch pot, para siswa menciptakan tubuh kura-kura. Mereka menambahkan detail lebih lanjut (kepala dan ekor) dengan membentuk tanah liat dengan tangan mereka.

 

Kelas 1: Mencetak dengan Bentuk

Siswa kelas 1 mencetak menggunakan bentuk geometris untuk membuat gambar dan menambahkan detail dengan latar belakang.

Kelas 2: Lukisan Pointilisme:

Dalam Unit Penyelidikan mereka, siswa kelas dua telah belajar tentang siklus air. Di kelas seni, para siswa membuat gambar yang menunjukkan dari mana air berasal. Mereka juga mengilustrasikan berbagai sumber air (sungai, lautan, danau, sungai, hujan). Akhirnya, para siswa menggunakan teknik pointilisme untuk melukis karya seni mereka. Lukisan mereka terinspirasi oleh karya seni Georges Seurat. Pointilisme adalah teknik melukis titik-titik kecil yang berbeda dari pola warna yang membentuk sebuah gambar.

Kelas 3: Batik

Selama unit Di Mana Kita Berada di Tempat dan Waktu, para siswa kelas 3 menciptakan batik yang indah. Para seniman menggunakan simbol dan ide dari budaya mereka sendiri. Mereka menggunakan titik-titik sebagai salah satu ciri khas Batik Indonesia. Mereka mengeksplorasi pembuatan batik tanpa bahaya lilin panas. Mereka hanya menjiplak desain pada kain dengan lem yang bisa dicuci dan dicat dengan pewarna kain dingin. Lem dihilangkan dengan air, meninggalkan garis-garis putih dan kain tetap mempertahankan pewarna berwarna.

Kelas 4: Bentuk Lahan Maket Kertas

Untuk mendukung penyelidikan Bagaimana Kami Mengatur Diri Sendiri, gemudian, empat siswa mengerjakan bentang alam bubur kertas. Setiap siswa telah menciptakan desain yang berbeda pada bentang alam mereka.

Kelas 5: Gambar Kisi-kisi Potret Diri

Para siswa kelas lima sedang menggambar potret diri mereka dengan menggunakan “Metode Grid” untuk memindahkan gambar. Siswa memulai dengan sebuah foto. Kemudian, mereka menggambar garis kisi-kisi pada kertas gambar dengan sangat ringan, sehingga dapat dengan mudah menghapusnya setelah selesai. Gambar kotak harus menunjukkan rasio 1 inci : 1 inci dan siswa harus mencoba menggambar kotak yang sempurna. Mereka dapat melihat dan menyalin gambar dengan menggunakan viewfinder.

Comments are closed.